Berita Bola Terupdate

Statistik dan Rekor Terbaru di Dunia Sepak Bola

Dari Joao Felix hingga Anthony Martial: Pemenang Golden Boy yang Gagal Bersinar

Dari Joao Felix hingga Anthony Martial: Pemenang Golden Boy yang Gagal Bersinar
0 0
Read Time:3 Minute, 3 Second

Tidak semua penerima penghargaan Golden Boy mampu membuktikan diri sebagai bintang besar di panggung sepak bola dunia. Meski sempat digadang-gadang akan menjadi penerus generasi emas, sebagian justru meredup jauh lebih cepat dari yang dibayangkan.

Memang benar, penghargaan bergengsi ini pernah melahirkan nama-nama legendaris seperti Lionel Messi dan Kylian Mbappé. Namun, predikat Golden Boy bukanlah jaminan mutlak bagi karier gemilang di level senior.

Salah satu contoh paling nyata adalah Joao Felix, yang hingga kini belum bisa memenuhi ekspektasi tinggi publik. Selain dirinya, ada pula beberapa peraih Golden Boy lain yang kariernya berjalan tak sesuai harapan karena cedera, salah memilih klub, hingga tekanan mental yang berat.

Berikut empat nama yang dulunya dielu-elukan sebagai “masa depan sepak bola”, namun kini status mereka justru menjadi tanda tanya.


1. Joao Felix

Nama Joao Felix sempat melejit ketika keluar dari akademi Benfica. Bakat besar yang dimilikinya membuat Atletico Madrid rela mengeluarkan dana masif demi memboyongnya. Sayangnya, perjalanan Felix di Eropa justru penuh kebingungan.

Ia sempat menjalani masa pinjaman di Chelsea, Barcelona, hingga AC Milan, namun publik tetap sulit menemukan ciri khas yang benar-benar menonjol darinya. Alih-alih tampil sebagai pemimpin generasi baru, karier Felix malah berjalan stagnan.

Kepindahannya ke Liga Pro Saudi pada usia 25 tahun makin memperbesar keraguan. Liga itu memang sedang naik pamor, tetapi untuk pemain muda yang seharusnya masih bersaing di Eropa, langkah ini dinilai kurang tepat.


2. Renato Sanches

Renato Sanches pernah menjadi pusat perhatian setelah tampil brilian bersama Portugal di Euro 2016. Namun, sinarnya meredup jauh lebih cepat dari dugaan.

Kini, meski secara kontrak masih terikat dengan Paris Saint-Germain, Sanches lebih sering menjalani masa pinjaman yang tak berbuah manis. Dua musim terakhir, kontribusinya hampir tidak terlihat — bahkan jumlah starter-nya bisa dihitung dengan jari.

Alih-alih menjadi motor di lini tengah, ia justru lebih sering menghuni bangku cadangan. Nama besar yang sempat menjulang kini nyaris tak terdengar di jagat sepak bola Eropa.


3. Mario Balotelli

Siapa yang tak mengenal Mario Balotelli? Di awal kariernya, ia digadang-gadang sebagai penyerang dengan talenta luar biasa. Bersinar bersama Inter Milan, mencuri perhatian di Manchester City, hingga membawa Italia ke final Euro 2012 — Balotelli sempat dianggap calon bintang besar.

Namun, konsistensi tak pernah benar-benar hadir dalam hidupnya. Perilaku kontroversial di dalam dan luar lapangan ikut memperburuk reputasinya.

Kini, di usia 34 tahun, Balotelli tak lagi berada di level tertinggi. Setelah gagal di Genoa tanpa mencetak satu gol pun, ia dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk kembali berkarier di liga Turki, tempat yang pernah jadi “pelarian” baginya.


4. Anthony Martial

Anthony Martial pernah dianggap sebagai the next Thierry Henry saat pertama kali mengenakan seragam Manchester United. Gol debutnya melawan Liverpool menjadi penanda awal yang sangat menjanjikan.

Namun, setelah hampir satu dekade di Old Trafford, Martial gagal membuktikan diri sebagai pemain top. Dalam sembilan musim, ia memang mengoleksi 90 gol, tapi performanya sering naik-turun, ditambah masalah cedera yang berulang.

Sebelum menginjak usia 30, Martial sudah harus “turun kasta” dengan berkarier di AEK Athens. Meski catatan awalnya di Yunani cukup baik — sembilan gol dari 23 pertandingan — pencapaiannya terasa jauh dari ekspektasi besar yang dulu sempat disematkan padanya.


Kesimpulan

Penghargaan Golden Boy memang memberi sorotan dan ekspektasi luar biasa bagi pemain muda, tetapi label tersebut bukanlah tiket otomatis menuju kesuksesan. Kasus Joao Felix, Renato Sanches, Mario Balotelli, dan Anthony Martial membuktikan bahwa jalan menuju puncak karier tidaklah mudah.

Faktor seperti keputusan klub, cedera, konsistensi, hingga mentalitas memainkan peran besar dalam menentukan apakah seorang “anak emas” benar-benar bisa bertahan di level elite.

Bagi generasi penerus pemenang Golden Boy, kisah-kisah ini bisa menjadi pengingat bahwa bakat saja tidak cukup. Kerja keras, disiplin, dan pilihan karier yang tepat adalah kunci agar tidak bernasib sama seperti mereka.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %